Sumber: Public domain vectors |
Bundaran
Hati
Seperti mobil yang berlalu
Melintasi dan mengelilingi hati ini
Berjuta-juta sudah melewati
Namun tak satu pun yang terhenti
Panah
Suara
Di alun-alun bumi Nusantara
Tersimpan banyak tragedi dan hamparan suara
Suara-suara yang masih bertanya-tanya
Kendati, panah suara pun datang
Menembak satu persatu suara
Hingga saatnya kan tiba, siapa yang berhak?
Tinggallah
Perih
Saat mata tak dapat mengarah kedepan
Ketika harus dihadapkan pada sebuah beban
Dengan segala tantangan dan hambatan
Sakitnya sungguh perih tak tertahan
Dia pergi tuk mencari lompatan
Hati sedih, satu nyawa telah berpergian
Baca Juga: Kumpulan Puisi tentang "Alam"
Ku
Memandang
Untaian kata-katanya buatku terpaku
Buat mata tak dapat merlap kala itu
Ku keluar tuk memandangi bintang-bintang
Kala itu, wajahmu sontak terbayang
Malam pun mulai redup
Mengajak mata ini untuk tertutup
Malam
Syahdu
Lagu mengingatkanku pada sosok dirimu
Lagu puitis nan syahdu
Turut hati ini ingin memelukmu
Tak sadar aku, kau jauh dariku
Tulus hati ingin kau disampingku
Malam... jaga dia untukku
(*)
Mahasiswa UNIKA dan
Anggota Komunitas Veritas
Ig : @ransoter
Ig : @ransoter