Postingan Populer

Kamis, 17 September 2020

Adaptasi Kebiasaan Baru: Belajar Mandiri Lahirkan Karakter Baru di Rumah

Oleh: Ransoter Marbun

 

                 Gambar.1 Belajar mandiri membaca buku pelajaran dengan Inisiatif 
                                         Sumber gambar : Dokumen pribadi

Pandemi sudah enam bulan menjelajah di negeri Indonesia, perlahan pandemi Corona Virus Disease that was discovered in 2019 (Covid-19)  atau virus corona mulai  meruntuhkan satu per satu benteng dalam  negara ini. Pandemi Covid-19 sekarang tidak hanya meruntuhkan benteng ketahanan tubuh. Kini sudah menjurus ke banyak benteng dari berbagai elemen kekuatan negara.

Kebijakan seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dimaksudkan untuk pembatasan kegiatan penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit agar mencegah kemungkinan penyebaran penyakit. Adaptasi kebiasaan baru (New Normal) kemudian muncul dengan tetap jaga jarak aman dan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam mencegah penularan virus akhirnya diterapkan.

Keresahan dari berbagai pihak kemudian muncul terhadap dunia pendidikan, yang mana pendidikan merupakan salah satu fondasi dalam pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan kemudian dikesampingkan tentu akan berdampak pada keberlanjutan suatu bangsa.

Beberapa metode pembelajaran sudah diterapkan seperti metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) yakni penerapan belajar secara daring atau kegiatan belajar yang dilaksakan sesuai zona di masing-masing daerah. Seperti pergi ke sekolah hanya satu kali dalam seminggu dengan guru memberi pengajaran singkat dan memberikan tugas bagi peserta didik untuk belajar secara mandiri di rumah.

Namun, pada metode pembelajaran seperti ini tentu tidak efektif bagi antara siswa maupun tenaga pendidik. Baik dalam bidang penguasaan ilmu, keterbatasan antara interaksi guru dan siswa, sarana dan soal pengembangan karakter. Ini sebagian kecil dari banyak persoalan pendidikan  di Indonesia.

Berbicara tentang pengembangan karakter, seorang siswa berkembang dari apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka dapatkan yang sangat berhubungan erat dengan kreatifitas dan kognitif  dari seorang siswa.


                    Gambar 2. Belajar Mandiri dengan mengerjakan soal dari arahan orang tua 
Sumber gambar :Dokumen pribadi

Dalam kondisi ini justru akan melahirkan karakter baru bagi seorang siswa, sebab mereka langsung beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini memang terkadang ambigu, karakter seperti apa yang  dimaksud akan muncul? Nah, saat berada dilingkungannya yang baru ditambah dengan kebutuhan-kebutuhan  baru  seorang siswa akan berpikir secara kritis tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan.

Seperti halnya jika sebelumnya seorang siswa ingin belajar mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika, dimana  sewaktu belajar biasa disekolah siswa dapat langsung paham karena seorang guru menjelaskan dengan detail, guru memberikan waktu untuk sesi tanya sebab guru paham mengenai ekpresi emosinal yang muncul dari seorang sisiwa dan kemudian memberikan beberapa contoh hingga siswa/i mahir berbahasa inggris dan matematika  saat kembali ke rumah.

Namun, dengan keterbatasan waktu  guru dalam menjelasakan waktu mengajar saat pandemi, hal ini sulit untuk tercapai. Dalam posisi ini, seorang siswa akan merasa kurang puas dengan ilmu yang didapat dari sekolah. Kemudian yang tejadi adalah dia akan berusaha belajar mandiri, membaca berbagai sumber, mencari tahu tip-tip dari berbagai aplikasi seperti youtube, bimbingan belajar online atau meminta bantuan kepada kakak kelas dengan lebih giat lagi sebab siswa tersebut merasa butuh dengan ilmu tersebut.

Pada dasarnya, sebelum pandemi ini terjadi sudah banyak yang telah  melakukannya dalam mengecap ilmu lebih lagi. Tidak juga bisa kita pungkiri bahwa orang tua menjadi mentor yang paling utama dalam memonitoring dan memotivasi  belajar seorang siswa. Dengan adanya adaptasi baru ini akan lebih memunculkan  karakter-karakter siswa selama di rumah.

Minggu, 13 September 2020

Ada apa dengan komitmen?


Malam jadi saksi
Bulan dan bintang turut menyinari
Sepenggal kisah terlanjur ku ucap
Tetang rasa sedari dulu

Namun...
Ini sulit engkau terima
Justru tanda tanya yang melanda
Jawaban ku acap kali jadi tanda tanya
Mengapa dan mengapa?

Harus aku akui
Rasa itu dulu sempat hilang, tapi perlahan dia datang lagi
Bukan tentang rasa yang kecewa
Tapi aku terlanjur terbuka

Komitmen.
Kata ini akhirnya datang dari mulutku
Walau tanpa ada kata ikatan

Ada apa dengan komitmen?
Salah atau bukan, aku sama sekali tidak mengikatmu
Kau bisa leluasa dengan yang lain tanpa memikirkan ku
Sebab sulit untuk membentuk ikatan bagi ku
Sungguh sulit bagi ku melepas jika sebelumnya merasa memiliki
Harus aku berkata cinta tidak harus memiliki



Minggu, 13 September 2020
Ransoter Marbun
"Cinta tidak harus memiliki"
Gambar dapat di unduh.