(Sumber Gambar : Google/loop.co.id)
MEMBACA
dan
menulis adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap individu manusia. Kegiatan ini juga sering disebut dengan
budaya literasi. Dewasa
ini, budaya literasi tergolong sangat penting khususnya
dalam setiap peradaban manusia.
Tanpa adanya budaya literasi, maka kecerdasan intelektual dan lahirnya
generasi yang cerdas akan terlupakan dan hanyut seiring
berjalannya waktu. Agar kecerdasan
intelektual dan generasi yang cerdas tidak hilang, maka budaya
literasi sangat dianjurkan bagi masyarakat yang dapat dimulai dari lingkungan
keluarga.
Mengapa
budaya literasi keluarga sangat penting? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat
berkaca dari survei World Culture Index Score tahun 2018. Survei ini menyatakan budaya baca Indonesia menempati urutan ke-60
dari 61 negara di tahun 2018.
Angka ini kemudian terus menurun hingga Agustus 2019, di
mana posisi Indonesia berada di peringkat 17
dari 30 negara. Adapun rata-rata membaca masyarakat Indonesia hanya 6 jam dalam sehari. Angka ini sungguh sangat rendah dibandingkan peringkat satu dan dua yakni India dan Thailand. India memiliki waktu baca rata-rata 10
jam
42 menit dalam hari. Sedangkan Thailand dengan waktu baca rata-rata 9 jam 24 menit
dalam sehari.
Keluarga Tempat Pertama Pertumbuhan
Angka
ini sudah sepantasnya menjadi lampu kuning untuk kita semua. Betapa budaya
membaca masyarakat Indonesia sebagai bagian dari budaya literasi cukup
memprihatinkan. Karena itulah, budaya literasi ini harus menjadi salah satu
prioritas untuk ditingkatkan pelaksanaannya. Salah satu media yang diharapkan
mempunyai peran besar untuk meningkatkan budaya literasi adalah keluarga.
Keluarga merupakan
tempat pertama dalam setiap pertumbuhan dan perkembangan kita. Keluarga juga dimaknai sebagai awal dari kita untuk mempelajari segala
sesuatu yang telah dan
akan terjadi di bumi ini. Kemudian,
setelah keluarga,
tempat belajar kita ialah lingkungan sekitar kita. Lingkungan yang baik akan
lebih memengaruhi kepribadian seorang individu untuk lebih baik dan juga
sebaliknya jika lingkungannya buruk maka kemungkinan besar seorang individu
juga akan memiliki karakter yang buruk pula.
Berbicara mengenai
literasi dan keluarga, maka pentingnya
budaya literasi dalam keluarga akan memengaruhi kualitas hidup keluarga
tersebut. Budaya
literasi keluarga yang baik membuat keluarga semakin cerdas, tidak mudah
termakan hoax, lebih percaya diri, membentuk kepribadian dan memiliki nalar
yang baik dalam situasi politik. Jika keluarga membiasakan untuk membaca dan
menulis tentu kualitas keluarga akan semakin baik sebab mereka tidak mudah
untuk tertipu dan akan lebih terampil dalam berbicara maupun bersikap dalam lingkungan
masyarakat.
Bagaimana Kakak Berperan
Dalam keluarga, masing-masing anggota keluarga memiliki peran tersendiri dalam membuat
keluarga semakin harmonis dan saling melengkapi satu sama lain. Contohnya peran
orang tua untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Tentu banyak
orang tua yang tidak selalu menyediakan waktu di rumah
untuk memperhatikan anaknya dalam segala hal. Terkadang orang tua sudah
menghabiskan waktu untuk bekerja dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sehingga tidak mempunyai waktu yang maksimal untuk
mengembangkan budaya literasi keluarga.
Jadi, di sinilah peran seorang kakak untuk memperhatikan adiknya agar
lebih terampil dalam membaca dan menulis atau dalam meningkatkan budaya
literasi dalam keluarga.
Dalam keluarga, seorang
yang disebut sebagai kakak
akan lebih dahulu mendapatkan pengetahuan. Kenapa? Karena ia sudah lebih dahulu mengecap
pendidikan daripada sang
adik. Seorang kakak harus memahami
bahwa budaya literasi sangat penting dalam kehidupan. Maka sudah sepantasnya kakak membatu
adik-adiknya agar bisa membaca dan menulis.
Misalnya, pada saat baru memasuki bangku sekolah
seorang anak masih belum tahu membaca dan menulis. Lalu melihat situasi tersebut, seorang kakak
akan tergerak untuk mengajari adiknya untuk membaca dan menulis agar sang adik mudah menangkap pelajaran di sekolah. Setelah seorang adik mengetahui
membaca dan menulis, dia akan melihat kakaknya yang selalu belajar yakni
membaca buku dan terkadang menulis. Seorang adik juga akan mengikuti jejak
kakak untuk semakin giat membaca dan menulis. Tak jarang pula dia akan bertanya dan
belajar lebih banyak
lagi.
Peran seorang kakak
dalam meningkatkan budaya literasi khusus bagi adik-adiknya sangatlah
diperlukan. Seorang kakak yang sudah menginjakkan bangku sekolah harus lebih bersemangat untuk membagikan ilmunya kepada
adik-adiknya agar adiknya memiliki
semangat yang sama untuk belajar. Seorang adik juga akan
lebih mendengarkan arahan dari seorang kakak sebab kakak adalah contoh yang
konkret dalam kesehariannya.
Penulis
sendiri sudah merasakan bagaimana peran seorang dalam perkembangan literasi penulis
saat berada di kampung halaman. Saat duduk
di bangku Sekolah Dasar (SD), tepatnya di kelas I hingga kelas II, penulis pernah mengalami kendala membaca dan menulis. Tetapi keberadaan seorang kakak membuat penulis dapat membaca
dan menulis, berupa kemampuan literasi yang
sangat penulis perlukan dalam pendidikan, mengambil keputusan dan dalam
bersikap di kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya bantuan dari seorang
kakak yang juga merangkap sebagai fasilitator belajar dalam keluarga membuat penulis dan adik-adik penulis melaju lebih baik lagi dalam hal berliterasi, khususnya membaca dan
menulis. Pengalaman penulis,
seorang kakak (anak pertama) selalu berusaha
keras agar seorang adik dapat membaca dan menulis. Usaha yang keras ini tak lepas
dari tanggungjawabnya sebagai seorang kakak dalam membimbing adik-adiknya.
Seorang kakak sejatinya tak hanya
bertugas untuk mengajarkan adiknya kemampuan literasi seperti membaca dan
menulis saat sang adik masih kecil. Lebih dari itu, seorang kakak harus dapat
menjadi panutan bagi adik-adiknya. Jika sang kakak berhasil, maka keberhasilan
tersebut akan dicontoh oleh sang adik. Demikian pula sebaliknya, jika sang kakak
gagal, maka ada kemungkinan sang adik menjadikan kegagalan tersebut sebagai motivasi
hidupnya.
Artinya apa jika dikaitkan dengan literasi keluarga? Kemampuan
literasi seorang kakak yang sudah lebih baik di awal, akan menjadi contoh bagi
sang adik untuk melakukan hal yang sama. Hanya saja, keinginan yang akan dicapai
adik tersebut harus mendapatkan dukungan dari sang kakak. Dukungan tersebut
dengan membimbing sang adik agar memiliki kemampuan literasi yang baik.(*)
#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga
#SahabatKemendikbud
#SahabatLiterasi
#SalamLiterasi
Ig : @ransoter
Ig : @ransoter