Postingan Populer

Senin, 30 September 2019

Keberadaan Kakak Dalam Pengembangan Budaya Literasi Keluarga

(Sumber Gambar : Google/loop.co.id)


MEMBACA dan menulis adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap individu manusia. Kegiatan ini juga sering disebut dengan budaya literasi. Dewasa ini, budaya literasi tergolong sangat penting khususnya dalam setiap peradaban manusia.
Tanpa adanya budaya literasi, maka kecerdasan intelektual dan lahirnya generasi yang cerdas akan terlupakan dan hanyut seiring berjalannya waktu. Agar kecerdasan intelektual dan generasi yang cerdas tidak hilang, maka budaya literasi sangat dianjurkan bagi masyarakat yang dapat dimulai dari lingkungan keluarga.
Mengapa budaya literasi keluarga sangat penting? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat berkaca dari survei World Culture Index Score tahun 2018. Survei ini menyatakan budaya baca Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara di tahun 2018.
Angka ini kemudian terus menurun hingga Agustus 2019, di mana posisi Indonesia berada di peringkat 17 dari 30 negara. Adapun rata-rata membaca masyarakat Indonesia hanya 6 jam dalam sehari. Angka ini sungguh sangat rendah dibandingkan peringkat satu dan dua yakni India dan Thailand. India memiliki waktu baca rata-rata 10 jam 42 menit dalam hari. Sedangkan Thailand dengan waktu baca rata-rata 9 jam 24 menit dalam sehari.

Keluarga Tempat Pertama Pertumbuhan
Angka ini sudah sepantasnya menjadi lampu kuning untuk kita semua. Betapa budaya membaca masyarakat Indonesia sebagai bagian dari budaya literasi cukup memprihatinkan. Karena itulah, budaya literasi ini harus menjadi salah satu prioritas untuk ditingkatkan pelaksanaannya. Salah satu media yang diharapkan mempunyai peran besar untuk meningkatkan budaya literasi adalah keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertama dalam setiap pertumbuhan dan perkembangan kita. Keluarga juga dimaknai sebagai awal dari kita untuk mempelajari segala sesuatu yang telah dan akan terjadi di bumi ini. Kemudian, setelah keluarga, tempat belajar kita ialah lingkungan sekitar kita. Lingkungan yang baik akan lebih memengaruhi kepribadian seorang individu untuk lebih baik dan juga sebaliknya jika lingkungannya buruk maka kemungkinan besar seorang individu juga akan memiliki karakter yang buruk pula.
Berbicara mengenai literasi dan keluarga, maka pentingnya budaya literasi dalam keluarga akan memengaruhi kualitas hidup keluarga tersebut. Budaya literasi keluarga yang baik membuat keluarga semakin cerdas, tidak mudah termakan hoax, lebih percaya diri, membentuk kepribadian dan memiliki nalar yang baik dalam situasi politik. Jika keluarga membiasakan untuk membaca dan menulis tentu kualitas keluarga akan semakin baik sebab mereka tidak mudah untuk tertipu dan akan lebih terampil dalam berbicara maupun bersikap dalam lingkungan masyarakat.

Bagaimana Kakak Berperan
Dalam keluarga, masing-masing anggota keluarga memiliki peran tersendiri dalam membuat keluarga semakin harmonis dan saling melengkapi satu sama lain. Contohnya peran orang tua untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Tentu banyak orang tua yang tidak selalu menyediakan waktu di rumah untuk memperhatikan anaknya dalam segala hal. Terkadang orang tua sudah menghabiskan waktu untuk bekerja dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sehingga tidak mempunyai waktu yang maksimal untuk mengembangkan budaya literasi keluarga.
Jadi, di sinilah peran seorang kakak untuk memperhatikan adiknya agar lebih terampil dalam membaca dan menulis atau dalam meningkatkan budaya literasi dalam keluarga.
Dalam keluarga, seorang yang disebut sebagai kakak akan lebih dahulu mendapatkan pengetahuan. Kenapa? Karena ia sudah lebih dahulu mengecap pendidikan daripada sang adik. Seorang kakak harus memahami bahwa budaya literasi sangat penting dalam kehidupan. Maka sudah sepantasnya kakak membatu adik-adiknya agar bisa membaca dan menulis.
Misalnya, pada saat baru memasuki bangku sekolah seorang anak masih belum tahu membaca dan menulis. Lalu melihat situasi tersebut, seorang kakak akan tergerak untuk mengajari adiknya untuk membaca dan menulis agar sang adik mudah menangkap pelajaran di sekolah. Setelah seorang adik mengetahui membaca dan menulis, dia akan melihat kakaknya yang selalu belajar yakni membaca buku dan terkadang menulis. Seorang adik juga akan mengikuti jejak kakak untuk semakin giat membaca dan menulis. Tak jarang pula dia akan bertanya dan belajar lebih banyak lagi.
Peran seorang kakak dalam meningkatkan budaya literasi khusus bagi adik-adiknya sangatlah diperlukan. Seorang kakak yang sudah menginjakkan bangku sekolah harus lebih bersemangat untuk membagikan ilmunya kepada adik-adiknya agar adiknya memiliki semangat yang sama untuk belajar. Seorang adik juga akan lebih mendengarkan arahan dari seorang kakak sebab kakak adalah contoh yang konkret dalam kesehariannya.
Penulis sendiri sudah merasakan bagaimana peran seorang dalam perkembangan literasi penulis saat berada di kampung halaman. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), tepatnya di kelas I hingga kelas II, penulis pernah mengalami kendala membaca dan menulis. Tetapi keberadaan seorang kakak membuat penulis dapat membaca dan menulis, berupa kemampuan literasi yang sangat penulis perlukan dalam pendidikan, mengambil keputusan dan dalam bersikap di kehidupan sehari-hari.       
            Dengan adanya bantuan dari seorang kakak yang juga merangkap sebagai fasilitator belajar dalam keluarga membuat penulis dan adik-adik penulis melaju lebih baik lagi dalam hal berliterasi, khususnya membaca dan menulis. Pengalaman penulis, seorang kakak (anak pertama) selalu berusaha keras agar seorang adik dapat membaca dan menulis. Usaha yang keras ini tak lepas dari tanggungjawabnya sebagai seorang kakak dalam membimbing adik-adiknya.
            Seorang kakak sejatinya tak hanya bertugas untuk mengajarkan adiknya kemampuan literasi seperti membaca dan menulis saat sang adik masih kecil. Lebih dari itu, seorang kakak harus dapat menjadi panutan bagi adik-adiknya. Jika sang kakak berhasil, maka keberhasilan tersebut akan dicontoh oleh sang adik. Demikian pula sebaliknya, jika sang kakak gagal, maka ada kemungkinan sang adik menjadikan kegagalan tersebut sebagai motivasi hidupnya.
Artinya apa jika dikaitkan dengan literasi keluarga? Kemampuan literasi seorang kakak yang sudah lebih baik di awal, akan menjadi contoh bagi sang adik untuk melakukan hal yang sama. Hanya saja, keinginan yang akan dicapai adik tersebut harus mendapatkan dukungan dari sang kakak. Dukungan tersebut dengan membimbing sang adik agar memiliki kemampuan literasi yang baik.(*)



#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga
#SahabatKemendikbud
#SahabatLiterasi
#SalamLiterasi






Ig : @ransoter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar