Oleh: Ransoter Marbun
Peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti tanggal 12 Mei 1998 merupakan sejarah penting dalam era reformasi. Mahasiswa kala itu merasakan ketidakadilan dari otoriter pemerintahan Soeharto. Sehingga, mengundang pergerakan mahasiswa untuk turun ke jalan, melakukan aksi demonstrasi dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya.
Singkat cerita, akhirnya Soeharto lengser dari jabatannya setelah masyarakat dan mahasiswa mendesak dan menginginkan perubahan setelah 32 tahun hidup di bawah tatanan militer dan demokrasi palsu. Turunnya Soeharto dari Presiden adalah buah hasil dari perjuangan masyarakat dan mahasiswa yang menginginkan reformasi. Melihat aksi solidaritas ini, menunjukkan bahwasanya mahasiswa turut merasakan kegelisahan yang terjadi ditengah masyarakat. Peristiwa ini juga menjadi suatu pertanda bahwa pentingnya peran mahasiswa dalam suatu perubahan dalam gelap kabutnya negeri, birokrasi, dan kondisi ekonomi.
Aksi mahasiswa sudah bermula sejak tahun 1997 dan puncaknya Mei 1998. Dibalik kejadian itu, hal yang turut mengundang aksi solidaritas dari mahasiswa ialah karena kondisi ekonomi yang ironis dan krisis moneter yang membuat harga barang melambung tinggi. Dalam tragedi tersebut, empat orang mahasiswa Universitas Trisakti terkena tembakan dan akhirnya meninggal dunia, yakni; Elang Mulia Lasmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan.
Reformasi dapat terjadi karena setiap orang menginginkan pembaharuan di berbagai bidang, baik politik, sosial, ekonomi, dan kebebasan untuk menyuarakan pendapat tanpa takut dibalas dengan todongan bedil oleh penguasa. Bisa dikatakan, ada impian untuk mewujudkan masyarakat madani yang di impikan. Reformis, sebagai suatu penggerak dalam menjalankan segala aspek kehidupan di masa reformasi, tentu sudah seharusnya meninggalkan nilai-nilai otoriter Orde Baru dan turunannya yang terbukti gagal. Masa reformasi diharapkan mampu menjanjikan perubahan, bersifat korektif, dan bercorak pembaharuan.
Saat ini banyak terjadi konflik ditengah masyarakat dan hoax menyusup, yang menimbulkan kegaduhan. Korupsi yang tak pernah ada habisnya dan kondisi sosial-ekonomi mengakibatkan kesenjangan sosial. Keberadaan konflik ini seolah-olah merupakan musuh yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Kondisi seperti ini merindukan keberadaan dari pejuang era reformasi dengan aksi yang kreatif, inovatif, positif, dan membangun ala mahasiswa jaman now.
Mahasiswa Era Reformasi
Jika kembali melihat pergerakan mahasiswa era reformasi, hal yang menandai mahasiswa di era reformasi; pertama, dimana mahasiswa pada era tersebut kerap kali membuat banyak kemacetan jalan diberbagai titik akibat melakukan demonstrasi. Pada dasarnya aksi mahasiswa turun kejalan adalah membuat tekanan yang berarti bagi pemerintah supaya lebih optimal lagi atas kebijakan yang di terapkan.
Kedua, pada era reformasi aksi solidaritas sangatlah kuat dan kokoh yang diimbangi dengan aliansi yang besar. Suatu gerakan yang dibarengi solidaritas yang kuat, kokoh dengan jumlah yang banyak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Dimana dulu aktivis mahasiswa yang turun kejalan jumlahnya ribuan sehingga menyulitkan pergerakan dari aparat dalam mengamankan aksi mahasiswa.
Ketiga, sulitnya bagi masyarakat untuk memberi aspirasi akibat media yang terbatas. Media aspirasi merupakan sarana yang penting dalam memberi aspirasi dari kalangan masyarakat. Kala Orde Baru, media aspirasi sangat terbatas dimana yang masih hanya ada radio, majalah, surat kabar dan keberadannya juga tetap diawasi oleh kaum elit Orde Baru. Hal ini tentunya tidak akan bisa untuk menampung aspirasi masyarakat. Maka, mahasiswa pun kemudian bergerak melakukan orasi, demonstrasi, dan turun ke jalan dengan memperjuangkan aspirasi dari kalangan masyarakat.
Mahasiswa Jaman Now
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dengan menyediakan fasilitas yang memadai bagi mahasiswa jaman sekarang untuk menkritisi gelap kabutnya kondisi Indonesia saat ini. Mahasiswa tidak perlu untuk melakukan aksi solidaritas untuk turun ke jalan seperti pada era Orde Baru. Mahasiswa jaman now dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, positif, dan membangun dalam melakukan kritik terhadap kegaduhan politik, keberadaan hoax, kondisi sosial- ekonomi yang terjadi saat ini.
Sebagai mahasiswa jaman now, kita dapat menggunakan media internet untuk melakukan Tridarma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) sebagai saluran aspirasi kita sebagai mahasiswa dan juga membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang perlu dilakukan mahasiswa jaman now ialah yang pertama menulis di blogspot, menulis opini di media massa dan menyampaikan kritik melalui video youtube sebagai youtuber. Namun, semua ini harus sesuai dengan fakta dan data, tidak mengandung unsur SARA, bersifat terbuka, melahirkan suatu solusi dan tentunya memenuhi aturan-aturan yang berlaku.
Kedua, melakukan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. Mahasiswa pada dasarnya ialah seorang peneliti sebagai agen of change atau sebagai agen perubahan sepatutnya untuk melakukan penelitian yang bermanfaat langsung kepada masyarakat.
Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), dilansir dari website resmi ITB (itb.ac.id) dimana Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerjasama dengan community based startup Biorefinery Society (BIOS) mengembangkan perancangan sarang (hive) dan sistem pemeliharaan lebah Tetragonula untuk madu propolis di perkebunan kopi. Pada penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan sistem perkebunan kopi yang terintegrasi dengan budidaya lebah. Dengan tujuan ialah untuk meningkatkan produktivitas dan perekonomian Gabungan Kelompok Tani di Kabupaten Bandung Barat dengan memfasilitasi jaringan antara petani kopi, petani lebah, pebisnis, dan pemerintah.
Ketiga, melakukan pengabdian kepada masyaraka. Pengabdian kepada masyarakat adalah serangkaian kegiatan yang meningkatkan kualitas kehidupan pada masyarakat. Pengabdian masyarakat adalah suatu gerakan proses pemberdayaan diri untuk kepentingan masyarakat.
Seperti pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Forum Komunikasi Bidikmisi Surabaya-Madura (FKMB Suramadu) dialansir dari website resmi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (pens.ac.id), Pengabdian Masyarakat yang dilakukan ialah dengan mengajar di sekolah-sekolah mulai dari tingkat TK sampai SMP dengan mengajarkan berbagai pelajaran dasar serta keterampilan. Selain itu, mahasiswa pada kegiatan yang diikuti oleh 12 perguruan tinggi negeri anggota FKMB Suramadu juga membina masyarakat yang mengalami buta huruf.
Mahasiswa sekarang tidak harus turun kejalan untuk melakukan orasi dalam mencapai suatu perubahan. Namun, yang dilakukan hanyalah membuat sesuatu aksi yang kreatif, inovatif dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi sekitarnya. Melakukan sesuatu bermanfaat tidak harus dalam materi, akan tetapi dalam betuk gagasan dan tindakan yang langsung berdampak kepada masyarakat.
Sebagai mahasiswa jaman sekarang atau sering disebut mahasiswa jaman now, penulis berharap agar mahasiswa melakukan peran sebagaimana mestinya seorang terpelajar yang melakukan Tridarma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian peran mahasiswa akan secara langsung bermanfaat bagi lingkungan disekitarnya. Terlebih untuk menghargai perjuangan kakak pejuang reformasi tahun 1998 yang rela menyumbangkan waktu, tenaga, serta pikirannya dalam mencapai suatu perubahan bagi negara kita yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penulis adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Unika Santo Thomas Medan. Anggota Komunitas Menulis Mahasiswa Unika Santo Thomas “Veritas”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar