Postingan Populer

Kamis, 19 Desember 2019

Ayah, Ku Ingat Selalu Janjimu


(Sumber Gambar : Steller.co)

Ransoter Marbun, adalah seorang penikmat sastra dan penulis walau hanya masih pemula. Sekarang ia sedang mengembangkan hobinya menulis agar nantinya dapat lebih baik lagi”.

Saat fajar yang menyambut kedatanganku disebuah desa kecil yang penuh misteri hidup dan semua yang telah berubah cepat setelah aku meninggalkannya sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu, aku baru saja lulus dari Sekolah dasar.

Aku masih ingat, kala dimana aku pergi untuk melanjutkan SMP disalah satu yang dipercaya oleh orang tua ku dengan memasukkan saya ke asrama. Alasannya agar aku bisa lebih dewasa dan lebih mandiri dan tidak semanja SD dulu. Setelah lulus dari SMP saya juga melanjutkan di Yayasan yang sama di Medan.  Tiga tahun kemudia aku lulus dari SMA dan bersyukur, saya diterima di Universitas ternama di Sumatera Utara. Sekarang aku pulang untuk mengembangkan Desa ku dan mengaplikasikan pengetahuanku semasa kuliah.

Ya, seperti orang tua pada umumnya yang menginginkan anaknya untuk bekerja dikantor. Alasannya agar anaknya tidak panas-panasan dilahan. Apalagi aku adalah seorang perempuan yang mengambil jurusan Agroteknologi khususnya bagian hortikultura.

Namun, aku tetap bersih keras untuk tidak bekerja sebagai pegawai, beberapa kali ayah mencoba untuk membujukku dan akhirnya bisa ku taklukan dan aku yakinkan.

       Setelah beberapa bulan kemudian, kini aku sudah punya penghasilan dari tanaman yang aku usahai. Sekarang juga aku telah memiliki 25 orang pegawai walau satu orang bekerja setengah hari karena sekolah pagi hari. Melihat keberhasilanku, aku melihat wajah papa yang takjup padaku begitu juga dengan mama.
Melihat mereka yang penuh bangga padaku membuat aku lebih semangay dalam menjalani hari-hariku. Wajah mereka seakan mentari yang bersinar. Mentari yang siap untuk memberi kehangatan bag makhluk di bumi. Dan memang kehangatan itu itu sangat au butuhkan untuk berftosintesis. Mengubah  molekul keberhasilan dan memberikannya kembali kebumi.

Tiga bulan kemudian, aku berkeliling desa untuk mencari beberapa karyawan baru untuk bekerja bersamaku. Tidak beberapa lama seorang wanita paruh baya mendekatiku. Ia kemudian memelukku sambil menyebut “Rani, jangan tinggalin Ibu nak…” kalimat ini beberapa kali diulanginya. Hingga ia tersadar bahwa aku bukanlah Rani yang ia maksud. Aku berusaha mengejar Ibu itu, namun tidak bisa aku kejar.

Malam harinya aku menceritakannya pada mama, aku selalu terbuka pada mama tentang apa yang aku alami. Lalu ibu bercerita kepadaku tentang semua. Ternyata nama Ibu itu adalah Ibu Roya, yang ditinggalkan suaminya lima belas tahun lalu. Saat anaknya Rani masih berusia tiga tahun dan anaknya yang baru saja lahir beberapa bulan yang kemudian meninggal akibat panas tinggi dan ia tak punya biaya untuk berobat.

Aku kemudian teringat pada salah salah satu pegawaiku yang namanya Rani. Aku berpikir apakah itu Rani yang dimaksud.  Ia biasanya bekerja setengah hari sepulang sekolah. Dan kenyataannya benar bahwa ia adalah anaknya Ibu Roya.

Rani pun menceritakan semua tentang ayahnya. Walau saat itu masih kecil ditinggalkan sang Ayah. Ia masih ingat pesan ayahnya yang ingin pulang memabawa uang banyak untuk mereka dan ia sangat berharap akan kejadian itu. Sampai sekarang.

***
Usaha ku sudah semakin bekembang, kini ada seorang investor yang berani untuk memberika modal kepada aku agar dapat membeli lahan, membeli peralatan penunjang pertanian untuk lebih mengefisienkan lahan degan tujuan meningkatkan produktifitas pertanianku. Namanya Pak Surya. Kami sepakat untk melihat lahan yang saya kelola. Sesampai di tempat tiba-tiba beliau menangis. Kemudian pergi berlari.

Aku yang kebingungan, berusaha untuk mengejar beliau. Lalu ia sampai di sebuah gubuk kecil dan benar disitu ada Ibu Roya yang sedang menangis seperti biasanya. Ia mengetuk pintu, Ibu Roya keluar dan membuka pintu dan apa yang terjadi ? Mereka saling tidak percaya, Pak Surya langsung memeluk Ibu Roya, Air mata yang mengalir sungguh tiada lagi terukur, Ibu Roya kini sudah normal. Rani yang dulu kerja setengah hari sekarang kini jadi salah satu pemilik kebun.


NB: Kasih Komentar ya, buat perbaikan berikutnya. 👍

Tidak ada komentar:

Posting Komentar